Advertisement

Responsive Advertisement

3 Aturan Praktis untuk Mengelola dan Mengatur Keuangan Pribadi

 

Halo sobat finansialita!! Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, keuangan pribadi mencakup beberapa hal diantaranya ialah keseluruhan pengelolaan keuangan individu dan keluarga, mengambil tanggung jawab atas situasi keuangan saat ini dan masa depan, serta menetapkan tujuan keuangan individu dan keluarga. Tidak lupa juga keuangan pribadi ini juga mencakup penanganan tugas keuangan individu dan menabung untuk keadaan darurat. Nah sobat finansialita, kali ini kita akan membahas mengenai metode untuk mengatur dan mengelola keuangan kita.

Namun, lagi dan lagi disini aku tekankan bahwa, hal dasar yang kita perlukan dalam mengatur keuangan pribadi kita ialah kepemilikan akan uang itu sendiri. Logikanya, bagaimana kita dapat mengatur dan mengelola keuangan kita jika uangnya saja kita tidak punya,  ya kann sobat finansialita? Jadi, pastikan dulu kita memiliki pendapatan/income yang pasti untuk setiap bulannya. (untuk pembahasan perencanaan keuangan bagi yang pendapatannya tidak monthly aku akan bahas di next blog ya sobat finansialita).

Saat ini mungkin semua orang tahu dan paham akan pentingnya menabung. Namun tidak sedikit juga yang sulit untuk bias menabung loh. Apalagi bagi orang-orang dengan kebiasaan hidup dari gaji ke gaji.[1] Istilah “Gaji ke Gaji” ini merupakan ungkapan yang memberikan gambaran kepada kita dimana kita berada dalam kondisi yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan kita jika kita menganggur/tidak bekerja.[2] Hal ini juga memberikan kiasan bahwa kita berada dalam keadaan tidak memiliki tabungan sama sekali, sehingga hanya sangat bergantung dengan gaji bulanan yang kita miliki. Dalam kondisi ini biasanya seseorang akan cenderung rentan akan resiko finansial yang amat sangat besar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya tiba-tiba menganggur. Trend ini ternyata tidak hanya exist di Indonesia loh sobat finansialita!! Sebagai contoh di Amerika Serikat, terindikasi kenaikan jumlah pada pekerja paruh waktu. Hal ini berarti mereka juga berada dalam kondisi hidup dengan gaji ke gaji. Salah satu factor penyebab utamanya ialah karena mereka merasa bahwa kenaikan gajinya tidak cukup selama bertahun-tahun untuk mengimbangi biaya hidupnya. Disisi lain bisa ditimbulkan juga karena meningkatnya utang pribadi yang ditimbulkan oleh adanya pinjaman pelajar, meningkatnya biaya penitipan anak dan kartu kredit yang terus meningkat.[3] Hal ini yang yang juga menjadi penyebab semakin banyak pekerja paruh waktu di Amerika Serikat.

Maka dari itu sangat penting bagi kita menyusun dan mengelola keuangan kita. Disisi lain agar berjaga-jaga dari hal-hal terburuk yang bisa terjadi kapanpun, namun juga untuk mempermudah hidup kita dengan hidup dalam kondisi keuangan yang sehat. Kemudian, bagaimana kita mengelola keuangan kita? Salah satu cara yang dapat kita lakukan ialah melakukan penganggaran/Budgeting. Penganggaran adalah tindakan menyusun anggaran, yang merupakan perkiraan pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan untuk jangka waktu tertentu.[4] Penganggaran sangat berbeda dengan Tabungan, karena tabungan hanya mengacu pada sisa uang setelah pengeluaran kita dikurangi dari pendapatan, dan biasanya memiliki jangka waktu tertentu. Dengan membuat anggaran, kita dapat juga mempermudah pencapaian tujuan keuangan kita. Untuk itu berikut 3 metode atau aturan penganggaran yang dapat kita pakai untuk mengelola keuangan kita :

Aturan 50-30-20


Source: MINTNOTION.COM

Aturan 50-30-20 ini diperkenalkan oleh Senator Elizabeth Warren dan putrinya Amelia Warren Tyagi dalam bukunya yang berjudul “The Ultimate Lifetime Money Plan”. Menurutnya masyarakat akan lebih mudah mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik dengan membagi bagian tertentu dari pengeluaran mereka ke dalam kategori-kategori yang berbeda.[5] Dalam teorinya dibahas mengenai tiga kategori aturan 50-30-20 yang diantara pembagiannya ialah

  •       50% dialokasikan untuk kebutuhan. Meliputi misalnya rumah, pembayaran mobil, transportasi, asuransi kesehatan, kebutuhan pangan, sewa, layanan kesehatan, dll
  •           30% untuk keinginan, misalnya traveling, shopping, hobby, hiburan, dll.
  •    20% untuk tabungan/ hutang, yaitu misalnya dana darurat, pensiun, pembayaran pinjaman mahasiswa, pembayaran hutang, investasi, dll.

Aturan 50-30-20 tidak hanya memberikan kerangka kerja yang sederhana dan mudah diikuti untuk pengelolaan keuangan pribadi, tetapi juga membantu individu membangun kebiasaan finansial yang sehat sejak dini. Bagi kaum milenial, yang sering kali menghadapi tantangan seperti utang pendidikan yang tinggi dan biaya hidup yang meningkat, metode ini menawarkan cara yang praktis untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan mendesak, keinginan pribadi, dan masa depan keuangan. Dengan mengalokasikan 50% pendapatan untuk kebutuhan dasar, mereka memastikan bahwa kebutuhan penting seperti tempat tinggal dan kesehatan terpenuhi. Alokasi 30% untuk keinginan memungkinkan adanya ruang untuk menikmati hidup dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial tanpa merasa bersalah. Sementara itu, 20% yang dialokasikan untuk tabungan dan pembayaran utang mendorong disiplin finansial, membantu mereka membangun dana darurat dan mempersiapkan masa depan, seperti pensiun atau pembelian rumah. Dengan mengikuti aturan ini, milenial dapat mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik, mengurangi stres finansial, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih efisien.

Aturan 60-20-20


Source: thesmartwallet

Aturan budgeting 60-20-20 adalah metode pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi keuangan individu. Dalam aturan ini, pendapatan dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu:

  •           60% untuk kebutuhan dasar,
  •           20% untuk tabungan dan pembayaran utang,
  •           20% untuk keinginan atau pengeluaran diskresioner.

Alokasi 60% untuk kebutuhan dasar mencakup biaya seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, transportasi, dan asuransi. Ini memastikan bahwa kebutuhan hidup yang paling penting terpenuhi dengan baik. Kemudian, 20% dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan dan pembayaran utang, yang mencakup menabung untuk dana darurat, pensiun, atau membayar utang seperti pinjaman mahasiswa atau kartu kredit. Bagian terakhir, 20% untuk keinginan, memungkinkan individu untuk menghabiskan uang mereka pada hal-hal yang mereka nikmati, seperti hiburan, perjalanan, atau hobi, tanpa merasa bersalah. Metode ini menawarkan keseimbangan yang baik antara keamanan finansial dan kebebasan pribadi. Dengan menetapkan porsi yang lebih besar untuk kebutuhan dasar, aturan ini sangat cocok untuk mereka yang memiliki biaya hidup yang tinggi atau utang yang signifikan. Di sisi lain, memberikan 20% untuk keinginan tetap memungkinkan adanya fleksibilitas untuk menikmati hidup dan mengurangi stres. Selain itu, 20% untuk tabungan dan utang membantu individu membangun fondasi keuangan yang kuat, memungkinkan mereka untuk menghadapi keadaan darurat dan merencanakan masa depan dengan lebih baik. Aturan 60-20-20 ini cocok untuk mereka yang mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pokok, menjaga stabilitas keuangan, dan tetap menikmati hasil dari kerja keras mereka.

Aturan 70-10-10-10


Source: ekspandana

Aturan ini diperkenalkan oleh Jim Rohn, seorang pengusaha Amerika, penulis dan pembicara motivasi.[6] Aturan budgeting 70-10-10-10 adalah pendekatan lain yang menawarkan struktur yang lebih terperinci untuk pengelolaan keuangan pribadi. Dalam metode ini, pendapatan dibagi menjadi empat kategori:

  •           70% untuk kebutuhan,
  •           10% untuk tabungan jangka panjang,
  •           10% untuk investasi atau pengembangan diri,
  •           10% untuk donasi atau amal.

Alokasi 70% untuk kebutuhan mencakup biaya hidup dasar seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas, makanan, transportasi, dan asuransi. Ini memastikan bahwa kebutuhan hidup utama terpenuhi tanpa mengorbankan stabilitas finansial. Selanjutnya, 10% dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan jangka panjang, seperti dana darurat atau tabungan pensiun. Ini membantu individu membangun cadangan keuangan yang penting untuk masa depan dan mengatasi keadaan darurat. Kemudian, 10% lainnya dialokasikan untuk investasi atau pengembangan diri, yang mencakup investasi di pasar saham, pendidikan lanjutan, pelatihan profesional, atau usaha kecil. Bagian ini penting untuk pertumbuhan dan peningkatan keuangan serta keterampilan individu. Bagian terakhir, 10% untuk donasi atau amal, mendorong praktik memberi kembali kepada masyarakat. Ini bisa berupa sumbangan kepada organisasi amal, dukungan untuk kegiatan sosial, atau membantu individu yang membutuhkan. Selain memberikan dampak positif pada masyarakat, alokasi ini juga dapat memberikan rasa kepuasan pribadi dan makna dalam pengelolaan keuangan. Metode 70-10-10-10 ini memberikan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan masa depan, pengembangan pribadi, dan kontribusi sosial. Ini adalah pendekatan yang holistik dan terstruktur, yang tidak hanya berfokus pada keamanan finansial, tetapi juga pada pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab sosial. Dengan mengikuti aturan ini, individu dapat mencapai stabilitas keuangan, terus berkembang, dan memberikan dampak positif pada komunitas mereka.

Dari beberapa aturan budgeting diatas, kembali lagi, manajemen keuangan seorang individu tidak akan lepas dari manajemen gaya hidupnya. Dalam artian aturan mana yang cocok dan sesuai untuk diterapkan akan sangat bergantung kepada bagaimana gaya hidup yang diterapkan individu itu sendiri. Sehingga dengan menjalani kehidupan finansial, tidak akan ada satu ukuran baku yang cocok digunakanuntuk semua orang. Karena setiap individu memiliki situasi keuangan yang unik dan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan seperti aturan penganggaran yang telah dibahas, kita dapat membangun fondasi keuangan yang kokoh untuk masa depan yang lebih baik. Penting untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan dalam kehidupan dan pasar keuangan, serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan situasi keuangan kita. Dengan kesadaran dan disiplin yang tepat, kita dapat mencapai stabilitas finansial, memenuhi tujuan kita, dan hidup dengan lebih tenang dan sejahtera.




References: 

[1] Investopedia, Ward Williams, Average Savings by Age, URL: https://www.investopedia.com/average-savings-by-age-5215662

[2] Investopedia, Julia Kagan, Living Paycheck to Paycheck: Definition, Statistics, How to Stop, URL : https://investopedia.com/terms/p/paycheck-to-paycheck.asp#citation-7

[4] Investopedia, Budgeting and Savings, URL: https://www.investopedia.com/budgeting-and-savings-4427755

[5] Perasanta Sibuea, Pentingnya Manajemen Keuangan dalam Kehidupan Sehari-Hari, URL : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumut/baca-artikel/14590/Pentingnya-Manajemen-Keuangan-dalam-Kehidupan-Sehari-Hari.html

[6] Ibid.

Post a Comment

0 Comments