Halo sobat
finansialita!! Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, keuangan pribadi
mencakup beberapa hal diantaranya ialah keseluruhan pengelolaan keuangan
individu dan keluarga, mengambil tanggung jawab atas situasi keuangan saat ini
dan masa depan, serta menetapkan tujuan keuangan individu dan keluarga. Tidak lupa
juga keuangan pribadi ini juga mencakup penanganan tugas keuangan individu dan
menabung untuk keadaan darurat. Nah sobat finansialita, kali ini kita akan membahas
mengenai metode untuk mengatur dan mengelola keuangan kita.
Namun, lagi dan lagi
disini aku tekankan bahwa, hal dasar yang kita perlukan dalam mengatur keuangan
pribadi kita ialah kepemilikan akan uang itu sendiri. Logikanya, bagaimana kita
dapat mengatur dan mengelola keuangan kita jika uangnya saja kita tidak punya, ya kann sobat finansialita? Jadi, pastikan
dulu kita memiliki pendapatan/income yang pasti untuk setiap bulannya. (untuk
pembahasan perencanaan keuangan bagi yang pendapatannya tidak monthly aku akan
bahas di next blog ya sobat finansialita).
Saat ini mungkin semua
orang tahu dan paham akan pentingnya menabung. Namun tidak sedikit juga yang
sulit untuk bias menabung loh. Apalagi bagi orang-orang dengan kebiasaan hidup dari
gaji ke gaji.[1]
Istilah “Gaji ke Gaji” ini merupakan ungkapan yang memberikan gambaran kepada
kita dimana kita berada dalam kondisi yang tidak mampu memenuhi kewajiban
keuangan kita jika kita menganggur/tidak bekerja.[2] Hal
ini juga memberikan kiasan bahwa kita berada dalam keadaan tidak memiliki
tabungan sama sekali, sehingga hanya sangat bergantung dengan gaji bulanan yang
kita miliki. Dalam kondisi ini biasanya seseorang akan cenderung rentan akan
resiko finansial yang amat sangat besar jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan misalnya tiba-tiba menganggur. Trend ini ternyata tidak hanya exist
di Indonesia loh sobat finansialita!! Sebagai contoh di Amerika Serikat, terindikasi
kenaikan jumlah pada pekerja paruh waktu. Hal ini berarti mereka juga berada
dalam kondisi hidup dengan gaji ke gaji. Salah satu factor penyebab utamanya
ialah karena mereka merasa bahwa kenaikan gajinya tidak cukup selama bertahun-tahun
untuk mengimbangi biaya hidupnya. Disisi lain bisa ditimbulkan juga karena
meningkatnya utang pribadi yang ditimbulkan oleh adanya pinjaman pelajar,
meningkatnya biaya penitipan anak dan kartu kredit yang terus meningkat.[3] Hal
ini yang yang juga menjadi penyebab semakin banyak pekerja paruh waktu di
Amerika Serikat.
Maka dari itu sangat
penting bagi kita menyusun dan mengelola keuangan kita. Disisi lain agar
berjaga-jaga dari hal-hal terburuk yang bisa terjadi kapanpun, namun juga untuk
mempermudah hidup kita dengan hidup dalam kondisi keuangan yang sehat. Kemudian,
bagaimana kita mengelola keuangan kita? Salah satu cara yang dapat kita lakukan
ialah melakukan penganggaran/Budgeting. Penganggaran adalah tindakan menyusun
anggaran, yang merupakan perkiraan pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan
untuk jangka waktu tertentu.[4] Penganggaran
sangat berbeda dengan Tabungan, karena tabungan hanya mengacu pada sisa uang
setelah pengeluaran kita dikurangi dari pendapatan, dan biasanya memiliki jangka
waktu tertentu. Dengan membuat anggaran, kita dapat juga mempermudah pencapaian
tujuan keuangan kita. Untuk itu berikut 3 metode atau aturan penganggaran yang
dapat kita pakai untuk mengelola keuangan kita :
Aturan 50-30-20
Aturan 50-30-20 ini
diperkenalkan oleh Senator Elizabeth Warren dan putrinya Amelia Warren Tyagi dalam
bukunya yang berjudul “The Ultimate Lifetime Money Plan”. Menurutnya masyarakat
akan lebih mudah mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik dengan membagi
bagian tertentu dari pengeluaran mereka ke dalam kategori-kategori yang
berbeda.[5] Dalam
teorinya dibahas mengenai tiga kategori aturan 50-30-20 yang diantara
pembagiannya ialah
- 50% dialokasikan untuk kebutuhan.
Meliputi misalnya rumah, pembayaran mobil, transportasi, asuransi kesehatan, kebutuhan pangan, sewa, layanan kesehatan, dll
- 30% untuk keinginan, misalnya traveling, shopping, hobby, hiburan, dll.
- 20% untuk tabungan/ hutang, yaitu misalnya dana darurat, pensiun, pembayaran pinjaman mahasiswa, pembayaran hutang, investasi, dll.
Aturan 50-30-20 tidak
hanya memberikan kerangka kerja yang sederhana dan mudah diikuti untuk pengelolaan
keuangan pribadi, tetapi juga membantu individu membangun kebiasaan finansial
yang sehat sejak dini. Bagi kaum milenial, yang sering kali menghadapi
tantangan seperti utang pendidikan yang tinggi dan biaya hidup yang meningkat,
metode ini menawarkan cara yang praktis untuk mencapai keseimbangan antara
kebutuhan mendesak, keinginan pribadi, dan masa depan keuangan. Dengan
mengalokasikan 50% pendapatan untuk kebutuhan dasar, mereka memastikan bahwa
kebutuhan penting seperti tempat tinggal dan kesehatan terpenuhi. Alokasi 30%
untuk keinginan memungkinkan adanya ruang untuk menikmati hidup dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial tanpa merasa bersalah. Sementara itu, 20%
yang dialokasikan untuk tabungan dan pembayaran utang mendorong disiplin
finansial, membantu mereka membangun dana darurat dan mempersiapkan masa depan,
seperti pensiun atau pembelian rumah. Dengan mengikuti aturan ini, milenial
dapat mengembangkan kebiasaan pengelolaan uang yang baik, mengurangi stres
finansial, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih efisien.
Aturan 60-20-20
Aturan budgeting
60-20-20 adalah metode pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan berbagai kondisi keuangan individu. Dalam aturan ini,
pendapatan dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu:
- 60% untuk kebutuhan dasar,
- 20% untuk tabungan dan pembayaran utang,
- 20% untuk keinginan atau pengeluaran
diskresioner.
Alokasi 60% untuk
kebutuhan dasar mencakup biaya seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas,
makanan, transportasi, dan asuransi. Ini memastikan bahwa kebutuhan hidup yang
paling penting terpenuhi dengan baik. Kemudian, 20% dari pendapatan
dialokasikan untuk tabungan dan pembayaran utang, yang mencakup menabung untuk
dana darurat, pensiun, atau membayar utang seperti pinjaman mahasiswa atau
kartu kredit. Bagian terakhir, 20% untuk keinginan, memungkinkan individu untuk
menghabiskan uang mereka pada hal-hal yang mereka nikmati, seperti hiburan,
perjalanan, atau hobi, tanpa merasa bersalah. Metode ini menawarkan
keseimbangan yang baik antara keamanan finansial dan kebebasan pribadi. Dengan
menetapkan porsi yang lebih besar untuk kebutuhan dasar, aturan ini sangat
cocok untuk mereka yang memiliki biaya hidup yang tinggi atau utang yang
signifikan. Di sisi lain, memberikan 20% untuk keinginan tetap memungkinkan
adanya fleksibilitas untuk menikmati hidup dan mengurangi stres. Selain itu,
20% untuk tabungan dan utang membantu individu membangun fondasi keuangan yang
kuat, memungkinkan mereka untuk menghadapi keadaan darurat dan merencanakan
masa depan dengan lebih baik. Aturan 60-20-20 ini cocok untuk mereka yang
mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pokok, menjaga stabilitas
keuangan, dan tetap menikmati hasil dari kerja keras mereka.
Aturan 70-10-10-10
Aturan ini
diperkenalkan oleh Jim Rohn, seorang pengusaha Amerika, penulis dan pembicara
motivasi.[6] Aturan
budgeting 70-10-10-10 adalah pendekatan lain yang menawarkan struktur yang
lebih terperinci untuk pengelolaan keuangan pribadi. Dalam metode ini,
pendapatan dibagi menjadi empat kategori:
- 70% untuk kebutuhan,
- 10% untuk tabungan jangka panjang,
- 10% untuk investasi atau pengembangan diri,
- 10% untuk donasi atau amal.
Alokasi 70% untuk
kebutuhan mencakup biaya hidup dasar seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas,
makanan, transportasi, dan asuransi. Ini memastikan bahwa kebutuhan hidup utama
terpenuhi tanpa mengorbankan stabilitas finansial. Selanjutnya, 10% dari
pendapatan dialokasikan untuk tabungan jangka panjang, seperti dana darurat
atau tabungan pensiun. Ini membantu individu membangun cadangan keuangan yang
penting untuk masa depan dan mengatasi keadaan darurat. Kemudian, 10% lainnya
dialokasikan untuk investasi atau pengembangan diri, yang mencakup investasi di
pasar saham, pendidikan lanjutan, pelatihan profesional, atau usaha kecil.
Bagian ini penting untuk pertumbuhan dan peningkatan keuangan serta
keterampilan individu. Bagian terakhir, 10% untuk donasi atau amal, mendorong
praktik memberi kembali kepada masyarakat. Ini bisa berupa sumbangan kepada
organisasi amal, dukungan untuk kegiatan sosial, atau membantu individu yang
membutuhkan. Selain memberikan dampak positif pada masyarakat, alokasi ini juga
dapat memberikan rasa kepuasan pribadi dan makna dalam pengelolaan keuangan.
Metode 70-10-10-10 ini memberikan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
dasar, perencanaan masa depan, pengembangan pribadi, dan kontribusi sosial. Ini
adalah pendekatan yang holistik dan terstruktur, yang tidak hanya berfokus pada
keamanan finansial, tetapi juga pada pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab
sosial. Dengan mengikuti aturan ini, individu dapat mencapai stabilitas
keuangan, terus berkembang, dan memberikan dampak positif pada komunitas
mereka.
Dari beberapa aturan
budgeting diatas, kembali lagi, manajemen keuangan seorang individu tidak akan
lepas dari manajemen gaya hidupnya. Dalam artian aturan mana yang cocok dan
sesuai untuk diterapkan akan sangat bergantung kepada bagaimana gaya hidup yang
diterapkan individu itu sendiri. Sehingga dengan menjalani kehidupan finansial,
tidak akan ada satu ukuran baku yang cocok digunakanuntuk semua orang. Karena
setiap individu memiliki situasi keuangan yang unik dan berbagai tantangan yang
harus dihadapi. Namun, dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar
pengelolaan keuangan seperti aturan penganggaran yang telah dibahas, kita dapat
membangun fondasi keuangan yang kokoh untuk masa depan yang lebih baik. Penting
untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan dalam kehidupan dan pasar
keuangan, serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan situasi
keuangan kita. Dengan kesadaran dan disiplin yang tepat, kita dapat mencapai
stabilitas finansial, memenuhi tujuan kita, dan hidup dengan lebih tenang dan
sejahtera.
References:
[1]
Investopedia, Ward Williams, Average Savings by Age, URL: https://www.investopedia.com/average-savings-by-age-5215662
[2] Investopedia,
Julia Kagan, Living Paycheck to Paycheck: Definition, Statistics, How to Stop,
URL : https://investopedia.com/terms/p/paycheck-to-paycheck.asp#citation-7
[3] NPR. " Negara
Paycheck-To-Paycheck: Mengapa Bahkan Orang Amerika Dengan Pendapatan Lebih
Tinggi Berjuang Dengan Tagihan, https://www.npr.org/2020/12/16/941292021/paycheck-to-paycheck-nation-how-life-in-america-adds-up
[4] Investopedia,
Budgeting and Savings, URL: https://www.investopedia.com/budgeting-and-savings-4427755
[5]
Perasanta Sibuea, Pentingnya Manajemen Keuangan dalam Kehidupan Sehari-Hari, URL : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumut/baca-artikel/14590/Pentingnya-Manajemen-Keuangan-dalam-Kehidupan-Sehari-Hari.html
[6] Ibid.
0 Comments